PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN: BULAN AGUSTUS 2016 KOTA YOGYAKARTA DEFLASI 0,04 PERSEN

By: erfin | Posted on: 24 Januari 2017

Berdasarkan Pers Release BPS DIY diketahui bahwa :

Resume:

 

  • Kota Yogyakarta pada Bulan Agustus 2016 mengalami deflasi sebesar 0,04 persen. Deflasi ini dikarenakan adanya penurunan harga-harga yang menyebabkan berubahnya angka indeks harga konsumen (IHK). Pada Bulan Agustus ini, lima kelompok pengeluaran mengalami kenaikan angka indeks, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,34 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik 0,71 persen; kelompok sandang naik 0,13 persen; kelompok kesehatan naik 0,48 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,53 persen, sedangkan dua kelompok lainnya yaitu kelompok bahan makanan turun 0,93 persen, dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan turun 1,11 persen.

 

  • Dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 33 kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Manokwari dan Sorong masing-masing sebesar 1,27 persen, diikuti oleh Kota Pangkal Pinang sebesar 0,93 persen. Sedangkan inflasi terkecil terjadi di Kota DKI Jakarta dan Kota Kendari masing-masing sebesar 0,01 persen, diikuti Kota Dumai dan Kota Tanjung Pinang masing-masing sebesar  0,05 peren dan 0,06 persen. Sebaliknya Kota Kopang mengalami deflasi sebesar 0,87 persen, diikuti Kota Pare-Pare dan Kota Mamuju masing-masing sebesar 0,80 persen dan 0,79 persen, sedangkan deflasi terkecil sebesar 0,01 persen terjadi di Kota Cilegon.

 

  • Komoditas yang paling mempengaruhi terjadinya inflasi diantaranya adalah tarip listrik, kontrak rumah, tukang bukan mandor, minyak goreng, dan nasi dengan lauk sedangkan komoditas yang menghambat inflasi adalah angkutan udara, daging ayam ras, tarip kereta api, jeruk, dan wortel.

 

  • Laju inflasi tahun kalender 2016 ( Juli 2016 terhadap Desember 2015) sebesar 1,72 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Juli  2016 terhadap Juli 2015) sebesar 2,88 persen.


Uraian:


Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Agustus 2016 secara umum menunjukkan adanya penurunan. Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan BPS pada Agustus 2016, di Kota Yogyakarta terjadi deflasi 0,04 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 122,57 pada Juli 2016 menjadi 122,52 pada Agustus 2016. Tingkat inflasi tahun kalender (Agustus 2016 terhadap Desember 2015) 2016 sebesar 1,72 persen dan tingkat inflasi dari tahun ke tahun (Agustus 2016 terhadap Agustus 2015) sebesar 2,88 persen.


Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya dua indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan turun 0,93 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan turun 1,11 persen, sedangkan lima kelompok pengeluaran lainnya mengalami kenaikan angka indeksnya yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,34 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik 0,71 persen;  kelompok sandang naik 0,13 persen; kelompok kesehatan naik 0,48 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,53 persen.


Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga menyumbang terjadinya inflasi
diantaranya: tarip listrik naik 2,09 persen dengan memberikan andil sebesar 0,09 persen; kontrak
rumah naik 1,43 persen dengan memberikan andil sebesar 0,04 persen; tukang bukan mandor naik 1,36 persen dengan memberikan andil sebesar 0,03 persen; minyak goreng dan nasi dengan lauk  naik 1,99 persen dan 0,77 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,02 persen; rokok kretek filter, cabai rawit, sekolah menengah pertama, apel, soto, sabun mandi, jambu batu, kentang, rokok kretek, batu bata/batu tela, ikan keranjang, sekolah menengah atas, sekolah dasar, teh, nila, tempe, kayu balokan, emas perhiasan, dan bubur naik 1,03 persen, 13,80 persen, 1,86 persen, 4,16 persen, 1,08 persen, 3,73 persen, 21,98 persen, 6,93 persen, 1,20 persen, 1,55 persen, 4,68 persen, 1,05 persen, 1,06 persen, 2,36 persen, 5,60 persen, 1,53 persen, 1,36 persen, 0,72 persen, 1,67 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen.


Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menahan terjadinya inflasi diantaranya angkutan udara turun 6,36 persen dengan memberikan andil sebesar -0,11 persen; daging ayam ras turun 6,85 persen dengan memberikan andil sebesar -0,07 persen; tarip kereta api turun 13,33 persen dengan memberikan andil sebesar -0,05 persen; jeruk, wortel, dan beras turun 7,79 persen, 19,99 persen dan 1,00 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,04 persen;angkutan antar kota dan bawang putih turun 6,38 persen dan 5,24 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,03 persen; tomat sayur turun 25,86 persen dengan memberikan andil sebesar -0,02 persen; cabai merah, semen, kelapa, daun melinjo, gula pasir, kayu lapis, pepaya, dan kendaraan carter/rental turun 5,23 persen, 1,08 persen, 1,75 persen, 23,97 persen, 1,11 persen, 5,59 persen, 1,89 persen, dan 2,09 peren dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,01 persen.

Harga Sembako