PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN: BULAN SEPTEMBER 2016 KOTA YOGYAKARTA DEFLASI 0,16 PERSEN

By: erfin | Posted on: 26 Januari 2017

Berdasarkan Pers Release BPS DIY diketahui bahwa :

Resume:

 

  • Kota Yogyakarta pada Bulan September  2016 mengalami deflasi sebesar 0,16 persen. Deflasi ini dikarenakan adanya penurunan harga-harga yang menyebabkan berubahnya angka indeks harga konsumen (IHK). Pada Bulan September ini, dua kelompok pengeluaran mengalami penurunan angka indeks, yaitu kelompok bahan makanan turun 1,10 persen dan kelompok transpor, komonukasi dan jasa keuangan turun 1,01 persen, sedangkan lima sub kelompok lainnya mengalami kenaikan yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,05 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik 0,32 persen; kelompok sandang naik 0,46 persen; kelompok kesehatan naik 0,79 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,80 persen.

 

  • Dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 58 kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,85 persen, diikuti oleh Kota Lhouksemawe dan Kota Medan dengan inflasi masingmasing sebesar 1,44 persen dan 1,32 persen. Sedangkan inflasi terkecil terjadi di Kota Purwokerto dan Kota Banyuwangi masing-masing sebesar 0,02 persen, diikuti Kota Sumenep dan Kota Kudus masingmasing sebesar 0,04 persen. Sebaliknya Kota Pontianak mengalami deflasi terbesar yaitu sebesar 1,06 persen, diikuti Kota Singkawang dan Tual masing-masing sebesar 0,75 persen dan 0,71 persen.

 

  • Komoditas yang paling mempengaruhi terjadinya inflasi diantaranya adalah akademi/perguruan tinggi, tukang bukan mandor, cabai merah, rokok kretek filter, dan batu bata/batu tela sedangkan komoditas yang menghambat inflasi adalah angkutan udara, daging ayam ras, wortel, telur ayam ras, dan semen.

 

  • Laju inflasi tahun kalender 2016 ( September 2016 terhadap Desember 2015) sebesar 1,56 persen, sedangkan laju inflasi year on year (September 2016 terhadap September 2015) sebesar 2,68 persen.


Uraian:


Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan September 2016 secara umum menunjukkan adanya penurunan. Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan BPS pada September 2016, di Kota Yogyakarta terjadi deflasi 0,16 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 122,52 pada Agustus 2016 menjadi 122,33 pada September 2016. Tingkat inflasi tahun kalender (September 2016 terhadap Desember 2015) 2016 sebesar 1,56 persen dan tingkat inflasi dari tahun ke tahun (September 2016 terhadap September 2015) sebesar 2,68 persen. Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya dua indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan turun 1,10 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan turun 1,01 persen, sedangkan lima kelompok pengeluaran lainnya mengalami kenaikan angka indeksnya, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,05 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik 0,32 persen;  kelompok sandang naik 0,46 persen; kelompok kesehatan naik 0,79 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,80 persen.


Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga menahan terjadinya deflasi diantaranya: akademi/perguruan tinggi naik 3,12 persen dengan memberikan andil sebesar 0,06 persen; tukang bukan mandor naik 1,43 persen dengan memberikan andil sebesar 0,03 persen; cabai merah, rokok kretek filter, batu bata/batu tela, upah pembantu rumahtangga, dan tarip listrik naik naik 13,68 persen, 1,44 persen, 3,01 persen, 0,77 persen, dan 0,35 persen dengan memberikan andil sebesar 0,02 persen; tarip pulsa ponsel, pasta gigi, bawang merah, minyak goreng, shampo, bawang putih, tempe, pembalut wanita, sepeda motor, mie, perbaikan ringan kendaraan, dan sabun detergen naik 0,82 persen, 4,63 persen, 2,33 persen, 1,36 persen, 3,32 persen, 1,92 persen, 2,01 persen, 3,43 persen, 0,36 persen, 0,69 persen, 3,45 persen, dan 1,26 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen.


Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga membuat terjadinya deflasi diantaranya angkutan udara turun 11,98 persen dengan memberikan andil sebesar -0,19 persen; daging ayam ras dan wortel turun 6,30 persen dan 36,23 persen dengan memberikan andil sebesar 0,06 persen; telur ayam ras turun 8,17 persen dengan memberikan andil sebesar -0,05 persen; semen turun 4,11 persen dengan memberikan andil sebesar -0,03 persen; cabe rawit apel, brokoli, dan pepaya turun 18,45 persen, 4,78 persen, 19,36 persen, dan 5,49 persen dengan masing-masing memberikan andil andil sebesar -0,02 persen; kentang, gula pasir, kelapa, semangka, sawi hijau, teh, susu untuk balita, dan kangkung turun 8,75 persen, 2,04 persen, 1,78 persen, 5,32 persen, 15,42 persen, 1,82 persen, 0,71 persen, dan 6,87 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,01 persen.

Harga Sembako