PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN: BULAN JULI 2016 KOTA YOGYAKARTA INFLASI 0,94 PERSEN

By: erfin | Posted on: 18 Januari 2017

Berdasarkan Pers Release BPS DIY diketahui bahwa :

Resume:

  • Kota Yogyakarta pada Bulan Juli 2016 mengalami inflasi sebesar 0,94 persen. inflasi ini dikarenakan adanya kenaikan harga-harga yang menyebabkan berubahnya angka indeks harga konsumen (IHK). Pada Bulan Juli ini, seluruh kelompok pengeluaran mengalami kenaikan angka indeks, yaitu kelompok bahan makanan naik 1,56 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,20 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik 0,30 persen; kelompok sandang naik 0,54 persen; kelompok kesehatan naik 0,06 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,62 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan naik 2,62 persen.
 
  • Dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 78 kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 2,34 persen, diikuti oleh Kota Bengkulu dan Padang Sidempuan  masingmasing sebesar 1,74 persen dan 1,57 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Gorontalo dan Medan masing-masing sebesar 0,06 persen dan 0,07 persen, diikuti oleh kota Bulukumba dan Lhokseumawe masing-masing sebesar 0,09 persen dan 0,15 persen. Deflasi terbesar terjadi di Kota Jayapura dan Kupang yang masing-masing mencapai 1,10 persen dan 0,35 persen, sedangkan deflasi terendah terjadi di Kota maumere sebesar 0,05 persen, diikuti Kota Merauke sebesar 0,09 persen.
 
  • Laju inflasi tahun kalender 2016 ( Juli 2016 terhadap Desember 2015) sebesar 1,76 persen, sedangkan laju inflasi year on year(Juli  2016 terhadap Juli 2015) sebesar 3,26 persen.  

Uraian:

Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Juli 2016 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan BPS pada Juli 2016, di Kota Yogyakarta terjadi inflasi 0,94 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari  121,43 pada Juni 2016 menjadi 122,57 pada Juli 2016. Tingkat inflasi tahun kalender (Juli 2016 terhadap Desember 2015) 2016 sebesar 1,76 persen dan tingkat inflasi dari tahun ke tahun (Juli 2016 terhadap Juli 2015) sebesar 3,26 persen.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan naik 1,56 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,20 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik 0,30 persen; dan kelompok sandang naik 0,54 persen; kelompok kesehatan naik 0,06 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,62 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan naik 2,62 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga menyumbang terjadinya inflasi diantaranya: angkuatan udara naik 22,36 persen dengan memberikan andil sebesar 0,32 persen; daging ayam ras naik 8,68 persen dengan memberikan andil sebesar 0,09 persen; bawang merah naik 15,90 persen dengan memberikan andil sebesar 0,08 persen; tarip kereta api naik 21,36 persen dengan memberikan andil sebesar 0,07 persen; rekreasi naik 10,00 persen dengan memberikan andil sebesar 0,05 persen; tarip listrik dan cabai merah naik 0,99 persen dan 29,60 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,04 persen; cabai rawit dan angkutan antar kota naik 32,81 persen dan 6,44 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,03 persen; tukang bukan mandor, gula pasir, kentang, emas perhiasan, dan angkutan dalam kota naik 1,08 persen, 3,86 persen, 15,11 persen, 2,23 persen, dan 4,17 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,02 persen; kelapa, wortel, petai, apel, salak, beras, bawang putih, daging ayam kampung, sepeda anak, lele, semangka, nangka muda, jambu batu, dan bahan bakar rumah tangga naik 3,48 persen, 7,29 persen, 41,96 persen, 2,86 persen, 14,55 persen, 0,24 persen, 1,61 persen, 6,27 persen, 5,67 persen, 2,46 persen, 4,53 persen, 13,71 persen, 12,14 persen, 0,16 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen.

Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menahan terjadinya inflasi diantaranya jeruk, telur ayam ras, pisang, shampo, minyak goreng, kacang panjang, tomat sayur, sabun detergen bubuk/cair, daun melinjo, dan semen turun 2,15 persen, 1,32 persen, 1,61 persen, 2,12 persen, 0,75 persen, 6,38 persen, 6,30 persen, 1,34 persen, 15,80 persen, dan 0,68 persen dengan memberikan andil sebesar -0,01 persen.

Harga Sembako