Berita


Bimtek Olahan Ikan Bagi Wirausaha IKM Makanan Yang Terdampak Covid-19

21 Oktober 2020 Berita

Industri pengolahan ikan masuk dalam kategori sektor padat karya dan berorientasi ekspor. Permintaan terhadap produk olahan ikan di tengah pandemi Covid-19 cenderung semakin meningkat khususnya untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki potensi ikan yang sangat besar, hal dapat terlihat dari kawasan pantainya yang luas. Namun, konsumsi ikan di Daerah Istimewa Yogyakarta masih tergolong rendah. Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan DIY, tingkat konsumsi ikan di DIY pada saat ini hanya 24,05 kg per kapita. Jumlah tersebut tentu terbilang rendah apabila dibandingkan dengan target dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, hanya mencapai 43,73% dari target.

Berdasarkan data potensi IKM DIY Tahun 2019 yang dimiliki oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, industri pangan merupakan sektor industri dengan jumlah terbanyak yaitu mencapai 40.198 unit usaha atau sekitar 41.43% dari total unit usaha industri yang ada. Meskipun mayoritas masih berskala kecil, namun keberadaannya perlu dibina dan dikembangkan dengan campur tangan dari pemerintah baik pusat maupun daerah. Pembinaan ini perlu dilakukan untuk menumbuhkembangkan sikap pelaku usaha yang bertanggung jawab sesuai dengan amanat Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Bentuk tanggung jawab tersebut antara lain dengan memberikan kepastian atas mutu, jumlah, dan keamanan produk pangan yang dibuat.

Bentuk pembinaan dari pemerintah kepada pelaku industri pangan yang selama ini telah dilakukan antara lain berupa pelatihan teknis, pelatihan manajerial, sosialisasi, sertifikasi, dan bantuan mesin/peralatan bagi yang memenuhi persyaratan. Salah satu hal yang ditekankan dalam pembinaan dan pengembangan Industri Kecil dan Menengah pangan adalah bimbingan teknis. Bimbingan teknis tidak hanya dilakukan kepada IKM yang sudah melakukan produksi sebelumnya, namun juga kepada IKM yang baru akan memulai usahanya.

Potensi ikan yang cukup besar di DIY terkadang tidak didukung dengan pasar yang memadai, terutama pada saat panen raya. Ketika panen raya, ikan melimpah, namun permintaan terhadap ikan tersebut terbilang rendah, sehingga nelayan mau tidak mau harus menurunkan harga. Selain harga yang turun di bawah rata-rata, permintaan yang sedikit dibandingkan hasil panen yang melimpah menyebabkan ikan tidak terjual habis. Akibatnya, ikan – ikan tersebut terpaksa dibuang karena kualitasnya sudah menurun sehingga semakin sulit terjual.

Melihat keadaan tersebut, aparat pembina industri khususnya Seksi Makanan, Minuman, Hasil Laut, Perikanan, dan Bahan Penyegar, Bidang Industri Agro, Satker Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY Tahun 2020 dengan ini menganggarkan kegiatan ’’Bimtek Olahan Ikan Bagi Wirausaha IKM Makanan Yang Terdampak Covid 19’’ berupa Pelatihan Virtual dengan menggunakan aplikasi zoom meeting. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 (Tiga) hari pada bulan agustus di Kabupaten Gunung kidul, dengan peserta dari Wirausaha IKM makanan yang terdampak covid 19 di D. I. Yogyakarta sebanyak 2 angkatan sejumlah 40 orang.

. Kabupaten Gunung kidul dipilih menjadi tempat Bimtek dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Gunung kidul memiliki potensi ikan yang melimpah. Selain itu, banyaknya masyarakat yang belum sejahtera memperkuat alasan untuk membina di Kabupaten Gunung kidul. Maksud dan tujuan dari kegiatan Bimtek Olahan Ikan ini adalah menumbuhkembangkan  wirausaha IKM makanan yang terdampak Covid 19 dengan memanfaatkan potensi lokal terutama dalam olahan ikan.