Berita


Menimbang NEW-NORMAL, Pulihkan Ekonomi

09 Juni 2020 Berita

Assalamualaikum wr. wb.

Salam sejahtera untuk kita semuanya,
BANYAK pihak yang mendikotomikan Protokol Kesehatan dengan Ekonomi. Padahal seharusnya tidak demikian. Keduanya tidak saling menafikan, tapi saling melengkapi. Dengan cara mengatasi pandemi, seraya memulihkan ekonomi. Bukankah jika sakit, orang tidak bisa lagi produktif. Sebaliknya, jika ia sehat, tapi tidak bisa makan, ia pun akan jatuh sakit. Dilemma, memang!
 
Saya tidak sedang berpendapat melawan arus. Bahwa bahaya serius Corona berpotensi banyak merenggut nyawa. Saya juga sepakat akan kemungkinan itu. Saya ikut prihatin melihat banyak kasus merebak, dimana penanganannya belum seberapa cepat dibanding penyebarannya. Saya lebih sedih lagi, karena pahlawan kesehatan banyak yang syahid di lahan pengabdian demi kemanusiaan.

LALU, sebaiknya bagaimana? Pilihannya harus jalan tengah. Hidup berdampingan dengannya, sambil mematuhi disiplin yang menjadi syaratnya. Hidup mengisolasi diri terus-menerus akan berdampak buruk bagi ekonomi. Melonggarkan aturan, membuka peluang ekonomi, agar bergerak lagi. Karena perlakuan New-Normal harus dikompromikan, tentu belum bisa tumbuh instan. Dengan kapasitas belum penuh, setidaknya ekonomi bisa berjalan bertahap.

Ukuran keberhasilan New-Normal bukan kembali ke kondisi sebelum wabah. Meski produksi, katakanlah digerakkan 100 persen, tapi output-nya pun pasti lebih lambat. Dengan New-Normal ini, masyarakat bisa beraktivitas ekonomi bersamaan menerapkan protokol kesehatan, agar penyebaran wabah tetap bisa dikendalikan. Jika kita berhasil memberlakukan Era New-Normal tanpa memicu lonjakan gelombang kedua Covid-19, kita akan bisa keluar dari ancaman pertumbuhan ekonomi negatif tahun 2020 ini.

JARINGAN bisnis dan klaster industri merupakan mekanisme ampuh untuk mengatasi segala keterbatasan itu. Kolaborasi dan kemitraan UMKM dengan perusahaan besar dan lembaga pendukung publik dengan dukungan Pemerintah Daerah, berpotensi mengembangkan keunggulan lokal yang spesifik, dengan daya saing lebih besar, karena tergabung dalam klaster. Pilihan jenis usahanya, mungkin bukan lagi yang lama, karena konsumen akan berhemat dengan prioritas untuk bertahan hidup. Dengan selalu mohon petunjuk-Nya, semoga kita bisa keluar dari jebakan kesulitan ini. Inshaa Allah!
Sekian, terima kasih. Selamat berjuang, dan semoga sehat selalu!
Wassalamualaikum wr. wb.


Slasa Legi, 9 Juni 2020
HAMENGKU BUWONO X