Bimtek Olahan Coklat Bagi Wirausaha IKM Makanan Yang Berdampak Covid-19

By: chendy | Posted on: 26 Oktober 2020

Kakao merupakan salah satu hasil perkebunan yang dapat memberikan konstribusi untuk peningkatan devisa Indonesia, selain  itu kakao memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Produksi kakao semakin meningkat dan kita ketahui pemanfaatan kakao sangat banyak, mulai dari biji sampai lemaknya dapat dimanfaatkan menjadi produk. Tanaman kakao atau coklat merupakan salah satu potensi ekonomi yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, tanaman kakao yang menjadi bahan baku coklat di Daerah Istimewa Yogyakarta sangat banyak dibutuhkan oleh para pelaku usaha industri coklat. Potensi tanaman kakao terbesar untuk perkebunan rakyat berada di Kabupaten Gunungkidul, Kulonprogo dan sebagian Kabupaten Sleman. Sebagai salah satu penghasil kakao daerah tersebut harus dapat meningkatkan mutu biji kakao menjadi sebuah produk agar dapat bersaing dengan daerah daerah penghasil kakao lainnya.

Usaha berbasis coklat di Daerah Istimewa Yogyakarta terbilang cukup berkembang, bahkan salah satu perusahaan olahan pangan berbasis coklat yang sudah berskala usaha besar ada di DIY, seperti Coklat Monggo dan Coklat Ndalem. Selain itu telah banyak bermunculan kreasi makanan berbasis coklat yang memadukan rasa dan kuliner khas daerah Yogyakarta. Sehubungan dengan hal tersebut Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta berharap untuk dapat meningkatkan dan mewujudkan komodite coklat atau kakao menjadi produk andalan di DIY. Untuk meningkatkan produksi hasil panen, maka langkah yang telah dilaksanakan oleh Pemda DIY adalah merehabilitasi dan meremajakan tanaman coklat yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, dan ini diharapkan akan meningkatkan produksi kakao yang pada akhirnya akan mewujudkan target DIY menjadi penghasil kakao yang cukup bonafit. Peningkatan ini tidak saja berhenti pada produksi budidaya kakao saja tetapi juga meningkatkan produk olahan coklat oleh para pelaku industri coklat dalam menciptakan nilai tambah olahan pangan coklat.

Konsumsi coklat di DIY saat ini masih relatif rendah dibanding dengan konsumsi daerah lain, mengingat sektor coklat mempunyai rantai nilai yang cukup baik dan berperan dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat. Untuk itu perlu dikembangkan kemampuan pelaku usaha pangan coklat dalam meningkatkan kemampuan produksi olahan coklat. Untuk meningkatkan kemampuan produksi olahan coklat, ada beberapa upaya pembinaan dari pemerintah yaitu berupa pelatihan teknis, pelatihan manajerial, sosialisasi, sertifikasi, dan bantuan mesin/peralatan bagi yang memenuhi persyaratan. Salah satu hal yang ditekankan dalam pembinaan dan pengembangan Industri Kecil dan Menengah pangan adalah bimbingan teknis. Bimbingan teknis tidak hanya dilakukan kepada IKM yang sudah melakukan produksi sebelumnya, namun juga kepada IKM yang baru akan memulai usahanya.

Melihat keadaan tersebut, aparat pembina industri khususnya Seksi Makanan, Minuman, Hasil Laut, Perikanan, dan Bahan Penyegar, Bidang Industri Agro, Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY mengarahkan dan membina calon pelaku industri kecil dan menengah untuk dapat mengolah coklat menjadi produk olahan coklat sehingga potensi lokal yang dimiliki dapat dimanfaatkan dengan baik. Perlu adanya diversifikasi produk agar produk olahan coklat lebih diminati masyarakat, menarik dan tidak membosankan. Selain itu, munculnya wirausaha baru juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Dengan adanya wirausaha baru olahan produk coklat, diharapkan produk  olahan coklat  di Daerah Istimewa. Yogyakarta dapat meningkat.

            Sebagai upaya untuk menumbuhkan wirausaha baru dan memanfaatkan potensi lokal, pada Tahun Anggaran 2020 ini Satker Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY mengadakan ’’ Bimtek Olahan Coklat Bagi Wirausaha IKM Makanan Yang Terdampak Covid 19’’ berupa Pelatihan Virtual dengan menggunakan aplikasi zoom meeting pada tanggal 15-17 September 2020 di Wilayah Kalibawang Kabupaten Kulon Progo. Sasaran dari pelatihan ini adalah IKM Baru sebanyak 40 (empat puluh) orang yang dibagi menjadi 2 angkatan masing-masing angkatan 20 orang). Dengan upaya ini diharapkan IKM dapat bangkit dan termotivasi untuk berproduksi kembali guna mendapatkan pemasukan, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di tengah Pendemi Covid 19.


Harga Sembako