Berita


Potensi Industri Biji Kakao Sebagai Penunjang Ekonomi Masyarakat

09 Juli 2021 Berita

Komoditas kakao merupakan komoditas prospektif bernilai ekonomis tinggi dengan permintaan pasar yang semakin meningkat. Produksi biji kakao Indonesia secara signifikan terus meningkat, namun mutu yang dihasilkan masih rendah dan beragam. Mutu produk akhir kakao, seperti aspek fisik, cita rasa, kebersihan serta aspek keseragaman sangat ditentukan oleh perlakuan pada setiap tahap proses produksinya. Kakao, merupakan salah satu jenis perkebunan yang masih subur dan di budi daya di warga Desa Nglegi. Omset setiap bulan masih lumayan tinggi. Perkebunan kakao Desa Nglegi menjadi salah satu pilihan dari beberapa kecamatan di kabupaten Gunungkidul sebagai media penelitian, studi banding dan ajang pelatihan berbagai event baik lokal maupun nasional.

Salah satu kelompok pertanian, Ngudi Muyo padukuhan Nglegi, merupakan kelompok pertanian yang konsentrasi dalam program pengolahan dan pelatihan tanaman kakao. Iklim dan jenis tanah wilayah Desa Nglegi sangat cocok untuk jenis tanaman kakao, terbukti sekitar 4 tahun tanam, rata – rata sudah mulai panen. Harga kakao kering dari petani stabil di angka 15 ribu rupiah, tentu harga yang menjanjikan apabila setiap petani memiliki jumlah batang yang banyak.

Permasalahan yang Dihadapi Masyarakat Dalam Pemberdayaan Potensi Tanaman Kakao sarana serta prasarana yang tidak memadai dalam produksi serta kurangnya edukasi mengenai pengetahuan tentang kakao sehingga dapat ditemui beberapa permasalahan seperti:

1.   Tidak seragamnya kualitas terutama dalam aspek tingkat kekeringan biji kakao

2.   Kurangnya keterampilan dalam pengolahan biji kakao menjadi produk lain, sehingga produk  olahan tidak bervariasi.

3.   Petani masih menjadikan kakao sebagai komoditas sampingan. Padahal potensi pengembangan jumlah produksi serta permintaan pasar sangat besar.

4.    Kurangnya informasi dalam membentuk badan usaha.

5.   Promosi produk kakao lokal masih kurang, sehingga kalah pamor dibanding produk luar. Padahal dari segi kualitas, kakao Gunung Kidul adalah salah satu yang terbaik.

6.    Kurangnya teknologi yang memadai seperti mesin yang terbatas, yang menyebabkan minimnya produksi kakao.

Solusi yang perlu dilakukan oleh Dalam hal ini, dapat dilakukan penyelesaian atas masalah-masalah yang dihadapi masyarakat Gunung Kidul dalam memproduksi tanaman kakao yaitu:

1.   Perlu adanya pemberian bantuan alat berteknologi tinggi, agar pengeringan produk tidak hanya bergantung pada sinar matahari terutama saat musim hujan, sehingga tingkat kekeringan biji dapat seragam.

2.   Dilakukan pelatihan dan demonstrasi pengolahan biji kakao menjadi produk olahan yang beragam. Sehingga dapat meningkatkan harga jual produk.

3.   Diberikan edukasi serta seminar mengenai potensi kakao Gunung Kidul dan menjadikan pertanian kakao sebagai mata pencaharian utama warga sekitar.

4.   Diberikan arahan serta bimbingan dalam membentuk badan usaha

5.   Meningkatkan proses pemasaran kepada publik dan distribusi produk kepada para konsumen.

6.   Pengadaan teknologi dengan menyediakan mesin pengolah kakao yang dapat mengolah kakao dengan baik.

Pada saat ini petani ngudi mulya sudah dapat memproduksi sendiri dan sisanya setorkan ke pabrik. Olahan biji kakao sekarang sudah menjadi ikon desa nglegi. Kelompok Ngudi Mulyo sudah mampu produksi dodol kakao dan coklat kakao, Cocoa Powder, Chocolate banana Chips, Chocolate Rice Crispy dan lain-lain.   Walaupun masih dalam taraf rintisan usaha dan pemasaran produk yang dihasilkan dari desa nglegi ini sudah bermacam-macam dengan menggunakan brand “bingkon”. Dalam hal ini peran Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY pada tahun 2018 memberikan bantuan alat berupa alat penggiling biji coklat yang  sangat bermanfaat sekali bagi petani kakao di desa nglegi, untuk penanaman pohon kakao para petani memanfaatkan wilayah pekarangan masing-masing. pengembangan rencana kedepannya akan ditanam ditanah Kesultanan. kelompok ini sudah memiliki Sertifikat halal. Sehingga diharapkan potensi yang dimiliki masyarakat  petani kakao ini  dapat terus mengembangkan kualitas dan kuantitas produk coklat yang siap dikonsumsi oleh segala lapisan masyarakat Indonesia bahkan Internasional.